BENCANA YANG MELANDA INDONESIA

Selasa, 09 November 2010

Bencana Ganda Melanda Indonesia

Pada tanggal 25 Oktober sekitar pukul 21 malam, gempa dengan kekuatan 7,2 Skala Richter melanda kepulauan Mentawai, Sumatera Barat yang mengakibatkan gelombang Tsunami mencapai lebih dari tiga meter dan menghempaskan air laut ke daratan dengan radius delapan ratus meter . Berdasarkan Pusat Layanan Informasi Gempa Mentawai di Posko Kantor Kecamatan Sikakap Selatan, hingga tanggal 28 Oktober 2010, jumlah korban tewas mencapai 337 orang . Sedangkan jumlah korban yang hilang akibat Tsunami diperkirakan mencapai 334 orang, korban dengan luka berat mencapai 264 orang dan luka ringan 140 orang . Sementara jumlah bangunan rusak berat dan hilang terseret Tsunami terdata sebanyak 486 unit .
Pada Kamis, 28 Oktober, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah mengirimkan bantuan sebanyak 18 ton kepada para korban Tsunami Mentawai. Bantuan itu dalam bentuk berbagai bahan kebutuhan pokok . Bantuan sebesar 4 ton disalurkan melalui jalur laut dan darat, sedangkan sisanya sebesar 14 ton disalurkan melalui jalur udara dengan menggunakan pesawat Hercules .  Sementara itu tawaran bantuan juga datang dari Negara-negara sahabat, seperti Jepang dan Selandia Baru . Bahkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga siap untuk memberikan bantuan jika diminta .
Guna mempercepat pengiriman bantuan ke Mentawai, Tentara Nasional Indonesia (TNI) mengerahkan sedikitnya tiga kapal perang untuk membantu membawa bantuan kemanusiaan bagi korban gempa dan Tsunami . Bantuan kapal perang itu sangat membantu, karena kondisi di wilayah yang terkena Tsunami sulit dijangkau akibat Cuaca buruk . Kapal-kapal perang itu akan mengangkut kebutuhan-kebutuhan sehari-hari dan alat komunikasi serta peralatan medis .
Belum usai Indonesia berduka karena Tsunami yang menerjang Mentawai, bencana alam kembali melanda Yogyakarta . Tanggal 26 Oktober 2010, sekitar pukul 5 sore waktu setempat, Gunung Merapi, gunung api paling aktif di Indonesia, mengeluarkan awan panas dan hujan abu . Warga yang tinggal  hingga jarak radius 10 kilometer dari puncak Merapi dievakuasi ke tempat pengungsian yang lebih aman .Sebanyak lebih dari 40 ribu orang telah dievakuasi sejak Merapi mengeluarkan awan panas .
Berdasarkan keterangan Badan Nasional Penanggulangan Bencana Pusat (BNPB), hingga tanggal 28 Oktober, akibat awan panas itu, sebanyak 34 orang meninggal dunia karena luka bakar yang mencapai 95 persen, dua orang dinyatakan hilang . Sementara di Sleman, korban yang menderita luka berat sebanyak 18 orang, luka ringan 12 orang, sedang 26 orang luka berat berada di Magelang .
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Surono mengatakan, Gunung Merapi mulai meningkat aktivitasnya sejak tanggal 23 Oktober, dan kondisinya semakin meningkat hingga dinyatakan status AWAS pada tanggal 25 Oktober . Dikatakan Surono, meski aktivitasnya menurun pasca letusan tanggal 26 oktober namun pihaknya tetap meminta kepada pihak-pihak terkait untuk tetap meminta warga berada di tempat pengungsian .
“ Sebetulnya sejak tanggal 23 itu tanda-tanda peningkatan kegiatan yang tajam itu. Kemudian tanggal 25 kita nyatakan status Merapi menjadi AWAS, itu sebetulnya suatu krisis yang berpotensi besar menjadi letusan dan ada ancamannya. Oleh karena itu, tanggal 25 Oktober 2010, pukul 06.00 waktu Indonesia bagian barat kita rekomendasikan untuk melakukan pengungsian di desa dan dusun-dusun tertentu. Jadi kami sudah sampaikan itu ke pemerintah daerah. Jadi sebelum, surat itu kami kirim, saya sudah nelpon dengan bupati-bupati Magelang, Klaten, Sleman, Boyolali untuk melakukan kordinasi internal menghadapi pengungsian karena letusan gunung Merapi, kemudian tanggal 25 malam saya mencoba menelpon bupati untuk mempercepat pengungsian,”ungkapnya.
Menurut peneliti kegunung apian itu, periode sebuah gunung merapi mengeluarkan laharnya berkisar 2 hingga 4 tahun, dan siklus panjangnya mencapai enam tahun sekali . Gunung Merapi di Yogyakarta terakhir mengeluarkan lahar panasnya pada tahun 2006, namun tidak memakan korban jiwa .
Berdasarkan pengalaman yang pernah terjadi, Pemerintah Indonesia akan menyiapkan produk asuransi bencana alam yang preminya dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk meminimalkan resiko .
Menteri Keuangan, Agus Martowardoyo meminta kepada Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) untuk mempelajari hal itu dan diharapkan dalam waktu dekat dapat dipaparkan ke public . Secara prinsip, pemerintah menyetujui pendirian asuransi bencana, namun belum memastikan preminya masuk pada APBN 2011 .
Berkaitan dengan bencana Tsunami di Mentawai dan Merapi, Menkeu mengatakan, pemerintah sudah menyiapkan dana penanggulangan bencana siap pakai (on-call) sebesar 50 miliar rupiah . Menurut Menkeu, pemerintah juga telah mengajukan penambahan dana sebesar 150 miliar rupiah kepada Badan Anggaran DPR . Ditambahkan Agus, pihaknya juga menyiapkan dana sebesar 3,5 triliun rupiah untuk rehabilitasi daerah bencana .
Terkait pengajuan penambahan dana bencana oleh pemerintah, Wakil Ketua DPR, Priyo Budi Santoso mengatakan, DPR menyetujui permintaan pemerintah untuk bantuan korban bencana Gunung Merapi, Tsunami Mentawai dan banjir bandang Wasior .(mky-Ike(1/10) smi

0 komentar:

Posting Komentar